ANTARA/Rizka Khaerunnisa

OJK Masih Memperkirakan Pertumbuhan Kredit Perbankan Sebesar 9-11 Persen Untuk Tahun Ini

Selasa, 29 Apr 2025

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menegaskan bahwa proyeksi pertumbuhan kredit perbankan untuk tahun ini tetap tidak berubah, yaitu berada dalam rentang 9 persen hingga 11 persen. Pernyataan ini disampaikan oleh Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar, sebagai tanggapan terhadap prediksi pertumbuhan kredit dari Bank Indonesia yang diperkirakan akan mencapai batas bawah kisaran 11-13 persen. "Sejak awal tahun, kami telah menyampaikan proyeksi kredit perbankan di kisaran 9-11 persen. Hingga saat ini, kami belum melakukan perubahan karena dialog dan diskusi dengan perbankan tidak menunjukkan adanya perubahan dalam rencana bisnis bank yang kami terima terbaru," ujar Mahendra setelah acara Konferensi Nasional di Jakarta pada hari Senin. Mahendra juga menambahkan bahwa hingga saat ini, OJK belum menerima perubahan target pertumbuhan dari lembaga jasa keuangan, sehingga tetap berpegang pada proyeksi yang telah diumumkan di awal tahun. "Kami tidak melakukan revisi apapun hingga saat ini. Tentu kami akan terus memantau ke depan berdasarkan realisasi kinerja, bukan hanya berdasarkan proyeksi pertumbuhan ekonomi. Jika ada pembaruan lebih lanjut, kami akan menginformasikannya kepada media," tutupnya.

Mengenai kekhawatiran perlambatan pertumbuhan ekonomi global, Mahendra mengatakan bahwa prospek perkembangan geopolitik dan perekonomian global tampaknya tidak terelakkan menuju arah pemburukan. Bahkan baru-baru ini Dana Moneter Internasional (IMF) merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi global untuk tahun ini dan tahun depan.

Proyeksi pertumbuhan ekonomi global 2025 dan 2026 dari IMF direvisi ke bawah masing-masing sebesar 0,5 dan 0,3 persen menjadi 2,8 persen dan 3 persen. Merespons kondisi ini, ujar Mahendra, maka dibutuhkan upaya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia yang berbasis pada ekonomi daerah.

Ia menyampaikan, motor pertumbuhan perekonomian harus semakin terdiversifikasi atau tidak semata menggantungkan kepada motor pertumbuhan yang selama ini menjadi tumpuan secara nasional.

Menurut Mahendra, perkembangan dari motor-motor pertumbuhan yang berbasis kepada pertumbuhan ekonomi dalam negeri domestik menjadi lebih penting, apalagi mengingat kondisi perekonomian global yang diperkirakan melambat.

Pertumbuhan ekonomi domestik mencerminkan perkembangan ekonomi di setiap provinsi, kabupaten, kota, serta kawasan wilayah yang terkait. Hal ini menjadi tantangan bagi kita untuk menjaga pertumbuhan ekonomi nasional, yang sangat bergantung pada dinamika ekonomi global,” ujarnya. Oleh karena itu, OJK berkomitmen untuk mendorong pengembangan ekonomi daerah, khususnya dalam sektor agribisnis, hortikultura, pariwisata, dan ekonomi kreatif, melalui peningkatan serta perluasan akses pembiayaan dari lembaga jasa keuangan. Sebelumnya, BI memperkirakan pertumbuhan kredit perbankan akan mencapai batas bawah kisaran 11 persen hingga 13 persen pada tahun 2025, seiring dengan risiko ketidakpastian global yang masih ada. Gubernur BI, Perry Warjiyo, dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI pada bulan April 2025, mengingatkan akan berbagai risiko ketidakpastian global dan dampaknya terhadap perekonomian domestik yang perlu diperhatikan, karena dapat memengaruhi prospek permintaan kredit dan preferensi penempatan aset likuid perbankan.

BI juga menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi global tahun 2025 dari semula 3,2 persen menjadi 2,9 persen, setelah mencermati dinamika perkembangan kebijakan tarif resiprokal Amerika Serikat (AS).

Dengan perkembangan terkini, BI pun memprakirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2025 sedikit di bawah titik tengah kisaran 4,7-5,5 persen.


Tag:



Berikan komentar
Komentar menjadi tanggung-jawab Anda sesuai UU ITE.